Satu gelas teh hijau instan dan secangkir kopi sachet yang sudah terlanjur dingin di meja bundar berdiameter nol koma lima menemani kami menikmati indahnya sore ini. Iya, meja bundar sebuah taman umum di kota ini. Kebetulan, kota ini sedang mengupayakan pembangunan area hijau dengan banyak tempat bersantai bagi pejalan kaki.
Biasanya ada seorang, bahkan sekumpulan anak muda sedang berkumpul hanya untuk menggunakan fasilitas Wi-Fi gratis di taman. Daya tarik sebuah taman untuk mengambil hati pemuda kota ini. Tapi, hari ini terasa sepi. Mereka semua tidak terlihat di spot favorit yang biasa aku lihat. Dilihat juga dari kapasitas tempat sampah organik dan anorganik di sore ini masih sedikit.
Aku sempat berfikir bahwa penduduk kota ini tidak terlalu tertarik dengan taman yang indah dengan segala fasilitas yang tersedia. Susunan bunga warna kuning-putih, kursi taman yang klasik, Pohon rindang di setiap sudutnya. Pohon rindang tersebut juga kelihatannya tidak terlihat menyeramkan ketika malam hari karena lampu taman yang melingkari setiap sisi.
Alasan apalagi yang membuat taman ini begitu sepi?