Realita Depan Mata

  • Rabu, Maret 30, 2011
  • By Reza Kurniawan
  • 0 Comments

              Perjalanan hidup kita setiap hari tidak lepas dari hiburan. hal yang utama, bahkan sebagian besar masyarakat lebih cenderung menonton siaran televisi. Televisi, sebuah alat elektronik serbaguna yang menyiarkan segala macam acara yang disiarkan stasiun televisi. Setiap hari, setiap jam, bahkan setiap menit kebanyakan orang selalu memerhatikan siaran tersebut. Mulai dari hiburan dan berita. Keragaman acara pada zaman seperti ini membuat orang tidak mudah jenuh. Bahkan seseorang dapat menghabiskan sebagian hari nya dengan televisi. Dengan mengingat perkataan dari seseorang diluar sana, “Tuhan kalian televisi, jadi kalian selalu menonton televisi setiap saat, tanpa menggenal waktu” . Hal itu membuat gue teringat dengan masalah ini. Realita seperti ini.

Masyarakat juga perlu mengetahui, tidak samua siaran baik untuk ditonton. Orang tua sekalipun masih saja tidak tahu apa yang sebenarnya kita tonton. Gue mau menyinggung sinetron, yang sepertinya jadi siaran favorit.

Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Dalam bahasa Inggris,sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya, sutradara terkenal asal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono (salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta).

Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.

Tujuan komersial

Dibuatnya sinetron menjadi berpuluh-puluh episode kebanyakan karena tujuan komersial semata-mata sehingga dikhawatirkan menurunkan kualitas cerita, yang akhirnya membuat sinetron menjadi tidak lagi mendidik, tetapi hanya menyajikan hal-hal yang bersifat menghibur. Hal ini banyak terjadi di Indonesia yang pada umumnya bercerita seputar kehidupan remaja dengan intrik-intrik cinta segi tiga, kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, dan tema yang akhir-akhir ini sangat digemari yaitu tentang kehidupan alam gaib.

Lihat lah pengertian diatas, bersumber dari wikipedia. Perhatikan, paragraf yang gue ubah jadi warna merah, dan yang paling penting yang gue jadiin italic. Sedih ya, semakin banyak episode munccul, semakin menurun kualitas cerita, dan TIDAK LAGI MENDIDIK.

Apa hasilnya? dari tontonan tidak mendidik tersebut? misalkan orang tua kita menonton sinetron seperti itu, mereka terus tonton adegan emosi, melotot-melotot, cekek cekekan, sampe teriak-teriakan kadang membuat psikologi orang tua kita berpengaruh. Sampai orang tua bilang, “capek nonton ini terus *nyatanya masih diperhatiin sampe bela-belain cuekin keluarga* “ lalu sering gue jawab, yaudah ganti aja siaran nya, daripada bikin emosi.

Seandainya siarang telivisi, stasiun televisi yang (dianggap) terdepan membuat siaran yang labih berguna. atau buatlah sinetron yang mendidik. kita bukan bangsa yang ingin diperbodoh. Pendidikan melalui televisi sih menurut gue bagus, hanya saja harus dinulai dari diri kita masing-masing, Yang terkadang hanya mementingkan materi darpada hasil

You Might Also Like

0 komentar

Berikan komentarmu dan kita bisa berdiskusi di sini!